Kata merupakan satuan atau unit terkecil
dari sebuah Bahasa, dalam penggunaannya kata memiliki beberapa jenis antara
lain kata baku dan kata tidak baku yang selalu digunakan saat berkomunikasi
dan terkadang kita sendiri tidak
menyadarinya.
Istilah kalimat baku
digunakan untuk menyebut kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
baik dari sisi pemilihan kata, ejaan dan struktur kalimat. Kalimat baku juga
sering disamakan dengan kalimat efektif karena kedua kalimat ini hampir sama.
Namu yang harus diketahui adalah kalimat baku sudah pasti merupakan kalimat
efektif sedangkan kalimat efektif belum tentu baku.
Kalimat baku tidak sama
dengan kata baku. Namun di dalam kalimat baku pasti terkandung kata-kata
baku. Untuk membuat kalimat-kalimat baku kita harus memperhatikan kata baku
yang bisa dilihat di dalam Kamus Besar Bahas Indonesia. Sedangkan kalimat tidak
baku adalah kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Meskipun
kaliamat tersebut bisa dimengerti oleh pembacanya apabila tidak sesuai dengan
kaidah kebahasaan bukanlah kalimat baku.
Baku tidaknya sebuah
kalimat harus memenuhi bebrapa syarat yang sesuai dengan kaidah-kaidah Bahasa
Indonesia. Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kaliamat
baku:
1.Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kaliamat baku:
a. Logis
Sebuah kalimat dapat
dikatakan baku jika kalimat tersebut logis atau bisa diterima dengan akal
sehat. Meskipun kaliamat tersebut sering digunakan, kalimat tersebut bukanlah
kalimat baku jika tidak logis.
Contoh:
Bagi yang membawa
telepon genggam harap dimatikan!
Meskipun kalimat di atas
sangat komunikatif, kalimat tersebut bukanlah kalimat baku karena kurang logis
dengan menyuruh mematikan orang yang membawa handphone. Seharusnya kalimat yang
digunakan adalah:
Bagi yang membawa
telepon genggam harap mematikan telepon genggamnya.
b. Hemat
Kalimat dikatakan baku apabila tidak terdapat pemborosan kata di
dalamnya.
Contoh:Para mahasiswa saling dorong-mendorong untuk memasuki
kelas.
Kalimat di atas
mengandung pemborosan kata karena terdapat kata “saling” dan
“dorong
mendorong”. kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila dirubah
menjadi:
Para mahasiswa saling
dorong untuk memasuki kelas.
c. Padu
Hubungan
antar unsur kalimat dalam Kalimat baku harus sesuai agar tidak terjadi
kesalahan penafsiran.
Contoh: Dari data yang didapat menunjukkan bahwa
kenaikan BBM itu cukup menyulitkan rakyat kecil.
Kalimat di atas bukanlah kalimat baku karena
tidak memiliki unsur subjek. Kalimat tersebut akan menjadi baku apabila dirubah
menjadi Kenaikan harga BBM cukup menyulitkan rakyat.
dua Kesesuaian Struktur Kalimat baku memiliki
struktur yang sesuai agar tidak terjadi kerancuan makna.
Contoh:
Budi membelikan baju adiknya.
Kalimat di atas tidak baku karena strukturnya
salah. Yang dibelikan oleh Budi bukanlah baju tetapi adiknya. Maka kalimat yang
sehaurusnya adalah:
Budi membelikan adiknya
baju.
2. Berikut adalah beberapa
kesalahan yang menyebabkan suatu kalimat menjadi tidak baku:
a. Ketidaktepatan Penulisan Tanda Baca
Meskipun suatu kalimat telah memenuhi syarat
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, kalimat tersebut tidak baku apabila ada
kesalahan pemakaian tanda baca.
Contoh:
Ibu berkata, “Belikan ibu garam dapur”?
Kalimat di atas bukan menjadi tidak baku karena
terdapat kesalah penulisan tanda baca. Seharusnya kalimat tersebut ditulis
seperti berikut:
Ibu berkata, “Belikan Ibu garam dapur?”
b. Ketidaktepatan Penulisan Huruf Kapital
Kalimat baku akan menjadi tidak baku jika salah dalam menuliskan
huruf Kapital.
Contoh:
Gelombang ombak di daerah pantai pulau jawa
sangat tinggi.
Penulisan pulau jawa seharusnya menggunakan
huruf kapital karena merupakan nama tempat atau nama geografi.
3. Ketidaktepatan Struktur dan
Ketatabahasaan Kalimat
Sebuah kalimat akan
menjadi tidak baku, jika struktur dan ketatabahasaanya tidak tepat.
Contoh:
Dalam masyarakat Amerika
mengenal tradisi Halloween.
Kalimat tersebut secara
struktur tidak tepat karena tidak terdapat subjek. Seharusnya kalimatnya adalah:
Masyarakat Amerika
mengenal tradisi Halloween.
Berikut adalah contoh-contoh
kalimat tidak baku dan kalimat baku:
Dia mengontrak rumah di Gedung lama. (Baku)
Dia ngontrak rumah di Gedung lama. (Tidak baku)
Paman saya motornya baru. (Baku)
Motor paman saya baru. (Tidak
baku)
Mereka saling mengejek. (Baku)
Mereka saling ejek-mengejek. (Tidak baku)
Guru saya, Pak Bambang, pandai sekali. (Baku)
Guru saya Pak Bambang pandai sekali. (Tidak
baku)
Saya sudah terima hadiahmu. (Tidak baku)
Hadiahmu sudah saya terima. (Baku)
Kalian semua dipersilahkan untuk pulang. (Tidak
Baku)
Kalian dipersilahkan untuk pulang. (Baku)